Senin, 08 Oktober 2012

Makalah Progesteron


BAB I 
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Organ terpenting dalam sistem reproduksi perempuan adalah indung telur, yang masing-masing beratnya 10-20 gram. Indung telur membuat sel telur yang merupakan setengah dari setiap orang yang baru lahir (setengah lainnya terbentuk dari sel sperma yang berasal dari tubuh laki-laki).
Fungsi lain indung telur adalah menghasilkan hormon-hormon seksual. Fungsi ini seperti seorang pemahat yang memahat patung, tetapi hormon-hormon ini tak berada di luar tubuh seperti patung berada di luar tubuh pemahatnya, melainkan (pada hormon) patungnya dibuat dalam tubuh.
Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual.
Karena sekresinya yang akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh maka apabila hormon telah sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.

 Hormon-hormon seksual menghasilkan tubuh perempuan, misalnya, membuat tulang panggul melebar karena pada masa kehamilan ini akan memberikan ruang yang dibutuhkan bayi dalam rahim ibunya.
Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis). Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan testosteron (androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih banyak ketimbang pria. Begitu pula sebaliknya.
Dalam alat reproduksi wanita terdapat berbagai macam hormon yang dapat membantu wanita dalam proses produksi. Dari sekian banyak hormon yang memegang peranan penting pada wanita adalah hormon  estrogen dan progesteron. Dan masing – masing memiliki fungsi yang berbeda – beda.

Hormon progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir) dan anti-inflamasi. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium (khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Progesteron
Progesteron (bahasa Inggris: progesterone, P4) merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis.  Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon  yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus mestruasi dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, da mempertahankan uterus selama kehamilan.
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.

2.2  Fungsi Hormon Progesteron
1.    Siklus haid
ü Mengatur siklus menstruasi bersama dengan hormon estrogen dengan melalui feedback mekanisme terhadap FSH dan LH. Sekresi secara bergantian hormon-hormon ini menentukan siklus menstruasi.
ü Mempertebal dinding endometrium untuk persiapan proses implantasi jika terjadi fertilisasi antara ovum dan sperma.
2.    Masa kehamilan
ü Ketersediaan progesteron dalam jumlah yang cukup pada masa awal kehamilan sangat penting peranannya, terutama dalam menghambat kontaraksi uterus. Hal ini dibutuhkan sehubungan dengan usaha untuk mempertahankan janin muda yang baru berimplantasi di uterus agar tidak terjadi kelahiran premature atau keguguran.
ü Menurunkan gairah seksual selama kehamilan trimester I. Fungsi ini dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi janin  karena keadaan janin yang masih rentan terhadap benturan.
ü Membantu mempersiapkan payudara untuk proses laktasi.
ü Meningkatkan suhu tubuh dan respitasi rate, sebagai bentuk penyesuaian terhadap masa awal kehamilan.
ü Mengentalkan secret vagina, sebagai proteksi tambahan terhadap kemungkinan infeksi.
  1. Efek progesteron pada uterus. Fungsi dari progesteron yang paling penting adalah :
·         Menurunkan frekuensi dan intensitas dari kontraksi  uterus, dengan demikian dapat membantu untuk mencegah ekspulsi dari hasil implantasi ovum.
·         Progesteron juga meningkatkan sekresi, pada lapisan mukosa pada tuba fallopi. Sekresi ini  adalah kebutuhan untuk nutrisi dari hasil fertilisasi, mempersiapkan tuba fallopi sebelum implantasi.
·         Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak terjadi fertilisasi.

4.    Terapi
a)    Penyakit
ü Trauma kepala berat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. David Wright dari Associate professor of emergency medicine university of Emory Atlanta, progesteron memiliki kemampuan untuk meningkatkan perkembangan normal neuron otak serta memiliki efek protektif terhadap jaringan otak yang rusak. Sehingga progesteron dapat menurunkan resiko kematian pada pasien trauma kepala. Hal ini memungkinkan progeteron menjadi terapi lini pertama pada kasus trauma kepala.
ü Membantu proses penyembuhan
Progesteron mampu membantu proses penyembuhan terutama pada penderita Multiple Sclerosis. Progesteron bekerja dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan serabut myelin.
ü Mampu menurunkan resiko terjadinya kanker rahin dan payudara.
Saat masa laktasi, kadar hormon progesteron dalam tubuh meningkat, oleh karena itu wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturut–turut serta wanita yang telah hamil beberapa kali, akan mengurangi resiko terkena kanker payudara. Sedangkan pada rahim, progesteron bekerja mencegah terjadinya kanker rahim dengan mengatur efek paparan esterogen dalam rahim.

b)   Reproduksi
Selain memiliki fungsi seperti ayng telah dipaparkan diatas progesteron juga dapat digunakan sebagai salah satu pilihan dalam penggunaan kontrasepsi, terutama kontarasepsi hormonal.
Berikut berbagai pilihan kontarsepsi hormonal dengan progesteron :
ü Kontrasepsi oral : POP (progesterone only pill)
ü Suntikan : 3 bulan (progesterone only)
ü Mengontrol perdarahan anovulasi

  1. Efek progesteron pada payudara
Progesteron mempersiapkan lobules dan alveoli pada payudara, menyebabkan sel alveoli untuk berproliferasi, memperluas, dan menjadi sekret secara alamiah. Walaupun, progesteron tidak menyebabkan aktivasi alveoli untuk menhasilkan ASI, mulailah terjadi pengeluaran air susu ibu karena rangsangan prolaktin dari kelenjar pituitary anterior. Progesteron juga menyebabkan payudara bertambah besar. Dari bertambah besarnya payudara akibat sekresi pada lobules dan alveoli payudara, tetapi hal ini juga hasil dari peningkatan cairan pada jaringan subkutaneus.

2.3  Sumber Progesteron
Selain progesteron sintetik seperti yang umumnya kita temukan dalam obat-obatan, progesteron juga bisa didapatkan secara alami yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung progesteron. Makanan tersebut antara lain :
a.    Vit E : dosis 150 IU per hari
b.    Umbi-umbian
c.    Kuning telur
d.   Susu sapi
e.    Daging ayam

2.4  Biosintesis dan Sekresi Progesteron


Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. 
Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi. Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.

2.5  Jaringan Tempat Produksi
Biosintesis progesteron dalam kehamilan manusia disempurnakan melalui penggunaan kolesterol low-density lipo-protein plasma ibu oleh plasenta. Ingat bahwa kapasitas untuk sintesis de novo steroid di plasenta hanya terbatas / sebagian, ini disebabkan oleh kecepatan pembentukan kolesterol yang lambat di trofoblas. Meskipun jauh lebih banyak progesteron daripada estrogen diproduksi selama kehamilan normal, relatif jauh lebih sedikit yang diketahui tentang biosintesisnya sampai hari ini. Sangat sedikit progesteron yang diproduksi sepanjang kehamilan manusia muncul di ovarium setelah beberapa minggu pertama kehamilan (Diczgalusy dan Troen, 1961).
Pengangkatan secara bedah korpus luteum atau ooforektomi bilateral yang dikerjakan pada minggu ke-7 sampai ke-10 kehamilan tidak mengakibatkan menurunnya kecepatan ekskresi pregnanediol urin, metabolit utama progesteron. Ada peninggian bertahap kadar progesterone plasma dan kadar estradiol-17β serta estriol pada kehamilan manusia yang normal.
 
2.6  Kecepatan Produksi
Teknik-teknik dilusi isotop untuk pengukuran kecepatan endogen produksi hormon pada manusia pertama kali diterapkan pada suatu penelitian produksi progesteron pada kehamilan. Hasil-hasil penelitian  ini, yang dikerjakan oleh Pearlman pada tahun 1957, menunjukkan bahwa produksi harian progesterone pada kehamilan tunggal normal lanjut adalah sekitar 250 mg. Hasil-hasil penelitian yang memakai metoda-metoda lain cocok dengan nilai di atas. Tetapi, pada beberapa kehamilan dengan janin multiple kecepatan produksi  progesteron harian dapat melebihi 600 mg per hari.

2.7  Sumber Prekursor Kolesterol untuk Biosintesis Progesteron
Progesteron dibentuk dari kolesterol pada semua jaringan steroidogenik dalam suatu reaksi enzimatik dua langkah. Pertama, kolesterol dikonversi di mitokondria, menjadi pregnenolon steroid intermediat, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim sitokrom P-45, 3β-hidroksisteroid dehidrogenase.
Solomon dan kawan-kawan (1954) mendemonstrasikan bahwa perfusi plasenta in vitro dengan kolesterol radiolabel menghasilkan pembentukan progesterone radiolabel. Di samping itu, inkubasi pregnenolon menjadi progesterone telah diperlihatkan dengan penelitian perfusi plasenta in situ yang dikerjakan di Laboratorim Diczfalusy. Tetapi sementara plasenta memproduksi sejumlah progesterone yang sangat banyak, kapasitas biosintesis kolesterol di organ ini sangat terbatas. Kecepatan penggabungan asetat radiolabel ke kolesterol oleh jaringan plasenta berjalan sangat lambat dan aktivitas enzim pembatas kecepatan dalam biosintesis kolesterol, yaitu 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (HMG CoA) reduktase, di mikrosom jaringan plasenta terbatas. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sumber kolesterol untuk pembentukan progesteron plasenta. Dengan penelitian in vivo, Bloch (1945) dan Werbin dan kawan-kawan (1957) memperlihatkan bahwa setelah pemberian intravena kolesterol radiolabel pada wanita hamil, aktivitas spesifik pregnanediol urin  adalah sama dengan aktivitas spesifik kolesterol plasma. Hellig dan kawan-kawan  (1970) juga memperlihatkan bahwa kolesterol plasma ibu merupakan prekursor utama (sampai 90%) untuk biosintesis progesteron pada kehamilan manusia.

2.8  Metabolisme Progesteron selama Kehamilan
Angka bersihan metabolik progesteron pada wanita hamil adalah sama dengan yang ditemukan pada laki-laki atau wanita tak hamil. Ini merupakan pertimbangan yang penting dalam mengevaluasi peran  progesterone dalam inisiasi persalinan. Selama kehamilan, ada peningkatan tak seimbang konsentrasi 5α- dihidroprogesteron di plasma dan dengan demikian rasio konsentrasi metabolit ini dengan konsentrasi progesteron bertambah kecil pada wanita-wanita hamil (Milewich dan kawan-kawan,1975).
Mekanisme untuk terjadinya hal ini tidak diketahui, tetapi mungkin ada sangkut  pautnya dengan perlawanan agen-agen penekan yang timbul pada wanita hamil normal (Everett dan kawan-kawan,1978). Progesteron juga dikonversi menjadi mineralokortikoid deoksikortikosteron (DOC) yang poten pada wanita hamil dan janin. Selama kehamilan manusia, konsentrasi DOC meningkat menyolok baik pada kompartemen ibu maupun kompartemen janin; dan pembentukan ekstraadrenal deoksikortikosteron dari  progesteron sirkulasi menghasilkan sebagian besar dari mineralokortikosteroid ini yang diproduksi pada kehamilan manusia.

2.9   Mekanisme Kerja Hormon Progesteron
Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar  mammary. Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik  (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.
2.10          Mekanisme Kerja Hormon Progesteron dalam Kontrasepsi
Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :
1.      Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.
2.      Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi  progesteron yang berkurang dari korpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.
3.      Transpor Gamet atau Ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan  progesteron sebelum terjadi fertilisasi.
4.      Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.
5.      Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi  dari spermatozoa sangat terhambat.
Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan  ferning dan spinnbarkeit.

2.11          Penanganan
·      Kelebihan
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek buruk kelebihan progesteron adalah dengan meninjau kembali jenis, dosis serta lama pemberian terapi progesterone dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pasien.
·      Kekurangan
Pada keadaan kekurangan hormon progesteron, selain dengan mengkonsumsi progesteron tambahan, hal terpenting adalah dengan melakukan koreksi dominasi estrogen, sehingga dapat mengembalikan keseimbangan hormon.

2.12     Khasiat khusus progesteron
a.       Pada edometrium: perubahan sekretonik mencapai puncaknya pada hari ke 22 siklus haid normal. Apabila progesteron memengaruhi endometrium maka akan terjadi degenerasi sehingga tidak cocok menerima nidasi.
b.      Pada serviks : pengaruh progesterone mengurangi getah serviks dan molekul besar menjadi tebal sehingga porsio dan serviks menjadi sangat sempit dan getah serviks menjadi kental.
c.       Pada miometrium: menurunkan tonus miometrium sehingga kontraksi berjalan lambat. Pada kehamilan khasiat ini bermanfaat karena membuat uterus menjadi tenang.
d.      Relaksin merupakan hormone larut dalam air yang terdapat pada ovarium. Plasenta dan uterus memiliki aktivitas relaksin yang telah diisolaso dari ekstrak air ovarium yang dimurnikan sebagian ditemukan pada waktu bersama dengan adanya steroid ovarium.
  

  
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik.
Hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruh progesteron pada reproduksi diantaranya adalah:

  • Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi
  • Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak terjadi fertilisasi
  • Menghambat laktasi saat kehamilan
  • Progesterone memiliki pengaruh khusus dalam menurunkan kontraktilitas uterus gravid.
  • Progesterone menyokong perkembangan ovum sebelum implantasi.
  • Progesterone yang disekresi selama kehamilan juga membantu menyiapkan kelenjar mammae untuk laktasi.





DAFTAR PUSTAKA


Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.2009. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. 2007.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Diana. Kamus Kedokteran Lengkap. Surabaya: Serba Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar