Protein
merupakan koponen utama dalam semua sel hidup. Fungsinya terutama ialah sebagai
unsur pembentuk setruktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolgen, jaringan
penghubung, membran sel, dan lain-lain. Selain iu dapat pula berfungsi sbagai
protein yang aktif, sepertimisalnya enzim, yang berperan sebagai katalis segala
prses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim yaitu hormon,
haemoglobin, protein yang terikat pada gen, tioksin, antibodi/antigen danlain-lain.
Protein
adalah makromolekul polipeptida yang tersusundari sejumlah L-asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptide, bobot molekul tinggi. Suatu molekul protein
disusun oleh sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat turunan.
Rantai
polipeptida sebuah molekul protein mempunyai satu konformasi yang sudah
tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut konformasi asli,
sangat stabil sehingga memungkinkan protein dapat diisolasi dalam keadaan
konformasi aslinya itu
Kebanyakan
protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam
fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang
dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan
(dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Semua
jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap
jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel,
protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun
organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan golgi
dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya.
1. Berat
molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.
2. Umumnya
terdiri atas 20 macam asam amino. Asam amino berikatan (secara kovalen) satu
dengan yang lain dalam variasi urutan yang bermacam-macam, membentuk suatu
rantai polipeptida. Ikatan peptida merupakan ikatan antara gugus α-karboksil
dari asam amino yang satu dengan gugus α-amino dari asam amino yang lainnya.
3. terdapatnya
ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai
polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebagai contoh misalnya
ikatan hidrogen, ikatan hidrofob (ikatan apolar), ikatan ion atau elektrostatik
dan ikatan Van Der Waals.
4. Strukturnya
tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium
pelarut organik, dan deterjen.
5. umumya
reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif
dan susunan khas struktur makromolekulnya.
Berbagai macam gugus samping yang biasa terdapat ialah kation, anion, hidroksil aromatik, hidroksil alifatik, amin, amida, tiol dan gugus heterosiklik.
Berbagai macam gugus samping yang biasa terdapat ialah kation, anion, hidroksil aromatik, hidroksil alifatik, amin, amida, tiol dan gugus heterosiklik.
Klasifikasi protein dalam biokimia didasarkan pada fungsi biologinya yaitu :
Enzim
Protein
Pembangun
Protein
Kontraktil
Protein
Pengangkut
Protein
Hormon
Protein
Bersifat Racun
Protein
Pelindung
Protein
Cadangan
Protein
Protein
diperlukan untuk membentuk antibodi (imunoglobulin), sel komplemen, serta
sel-sel kekebalan tubuh.
Sumber-sumber
protein antara lain adalah: daging sapi dan kambing tanpa lemak, unggas, telur,
keju, yogurt, ikan sarden, tuna, salmon, tenggiri, kacang merah, kacang hijau,
kacang kedelai serta hasil olahannya ( seperti tahu, tempe, susu kedelai dll),
kacang kenari, kacang almond dan biji-bijian.
Protein
memainkan peran utama dalam memastikan kesehatan tubuh Anda. Ada tak terhitung
fungsi protein dalam tubuh. Nah, fungsi utama protein termasuk membangun dan
memperbaiki jaringan tubuh, regulasi proses tubuh dan pembentukan enzim dan
hormon. Baca lebih lanjut artikel berikut untuk mempelajari informasi tentang
peran protein dalam kesehatan tubuh manusia
Protein
membantu dalam pembentukan antibodi yang memungkinkan tubuh untuk melawan
infeksi. Protein berfungsi sebagai pemasok energi utama. Ada jenis khas
protein, masing-masing melakukan fungsi yang unik dalam tubuh. Protein
membentuk bagian utama dari tubuh Anda, di samping air.
Komposisi
protein dalam tubuh adalah seperti otot yang berisi sekitar 1 / 3 protein,
tulang tentang bagian 1 / 5 dan kulit terdiri dari 1 / 10 bagian. Bagian
lainnya adalah protein dalam jaringan tubuh dan cairan lainnya. Bahkan darah
manusia pun mengandung banyak protein. Selain itu, molekul hemoglobin tidak
lain adalah protein.
Tubuh
kita membutuhkan protein untuk tujuan pemeliharaan dan pertumbuhan yang sehat.
Kebutuhan mengonsumsi lebih banyak protein terutama pada bayi, anak-anak,
wanita hamil dan pasien yang baru pulih dari sakitnya. Ada “kerusakan protein”
yang terjadi secara konstan dalam tubuh dan ini menjelaskan alasan mengapa kita
perlu mengkonsumsi protein setiap hari secara teratur. Merupakan hal yang
penting untuk memastikan bahwa Anda memiliki asupan protein harian dalam jumlah
sesuai yang disarankan, sehingga hal ini dapat membantu meningkatkan kebugaran
dan kesehatan tubuh Anda.
Sistem
kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan yang
digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi penyakit atau
kuman. Penyakit atau kuman ini berupa protein asing yang berbeda dari protein
tubuh kita, dan sering disebut antigen. Karena dianggap sesuatu yang
asing, maka antigen ini harus disingkirkan, dinetralisir, atau dihancurkan.
Yang bertugas melakukan ini salah satunya adalah sistem pertahanan tubuh yang
dikenal dengan antibodi.
Macam sistem pertahanan tubuh
Antibodi
adalah suatu zat yang dibentuk oleh tubuh, yang berasal dari protein darah
jenis gama-globulin dan berfungsi untuk melawan antigen (zat
asing/protein asing) yang masuk ke dalam tubuh. Berbagai jenis antibodi bekerja
dengan beberapa cara untuk melawan antigen:
Opsonin adalah
antibodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang antigen atau
kuman.
b. Lisin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis).
c. Presipitin adalah antibodi yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen (presipitasi), dan
d. Aglutinin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen (aglutinasi).
b. Lisin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis).
c. Presipitin adalah antibodi yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen (presipitasi), dan
d. Aglutinin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen (aglutinasi).
Sistem Imun (Pertahanan / Kekebalan) Tubuh Menggunakan Protein
Pelindung - Jenis protein ini mampu menghasilkan
respons kekebalan, di antaranya adalah komplemen. Komplemen ini dapat
melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang membran
bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasmanya.
Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri,
sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke
dalam tubuh bakteri. Masuknya cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri
hancur. Mekanisme penghancuran bakteri oleh protein komplemen dapat
Anda amati pada Gambar 1.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Antigen dan Antibodi
Seorang
pendekar bela diri tentu mampu meng antisipasi berbagai macam serangan dari
lawannya. Bahkan, serangan dari banyak lawan dalam satu waktu sekaligus pun
dapat teratasi. Nah, sama seperti halnya pendekar bela diri, tubuh kita juga
memiliki sistem yang dapat mempertahankan tubuh dari berbagai macam serangan
penyakit. Suatu sistem dalam tubuh yang memiliki peran utama dalam pertahanan
diri ini disebut sistem pertahanan tubuh atau sistem imun. Sistem ini terdiri
atas struktur dan sel yang didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Fungsi
utamanya adalah se-bagai pelindung dari serangan benda-benda asing yang masuk
ke dalam tubuh. Sementara ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan
tubuh disebut immunologi.
Apabila sistem imun di dalam tubuh kita baik, tentu serangan penyakit dapat ditangkal sedini mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun
tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit pun menjadi besar.Di dalam tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang
asing atau antigen dengan garis pertahanan yang bertahap. Tahapan-nya dimulai dari garis pertahanan pertama seperti kulit, membran
mukosa, sekresi dari kulit dan mukosa. Garis pertahanan kedua de-ngan fagositosis oleh sel darah putih, protein antimikroba, dan respon peradangan. Sementara garis pertahanan ketiga melalui limfosit yang menghasilkan antibodi.
Pada subbab berikut, kita mempelajari mekanisme perta hanan tubuh dari antigen dengan pembentukan antibodi. Oleh karena itu, simak dan pahami uraian berikut.
1. Pengertian Antigen dan Antibodi
Tanpa kita sadari, sebenarnya di lingkungan sekitar terdapat banyak bibit penyakit yang dapat mengancam tubuh. Ketika perta hanan tubuh lemah, dengan segera bibit penyakit akan menyerang. Berbagai bibit penyakit tersebut dapat melayang di udara, larut dalam air, menempel pada tanah, meja, kursi bahkan buku dan pensil. Bakteri, virus dan organisme sejenisnya adalah contoh bibit penyakit yang dapat menye-rang tubuh.
Apabila sistem imun di dalam tubuh kita baik, tentu serangan penyakit dapat ditangkal sedini mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun
tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit pun menjadi besar.Di dalam tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang
asing atau antigen dengan garis pertahanan yang bertahap. Tahapan-nya dimulai dari garis pertahanan pertama seperti kulit, membran
mukosa, sekresi dari kulit dan mukosa. Garis pertahanan kedua de-ngan fagositosis oleh sel darah putih, protein antimikroba, dan respon peradangan. Sementara garis pertahanan ketiga melalui limfosit yang menghasilkan antibodi.
Pada subbab berikut, kita mempelajari mekanisme perta hanan tubuh dari antigen dengan pembentukan antibodi. Oleh karena itu, simak dan pahami uraian berikut.
1. Pengertian Antigen dan Antibodi
Tanpa kita sadari, sebenarnya di lingkungan sekitar terdapat banyak bibit penyakit yang dapat mengancam tubuh. Ketika perta hanan tubuh lemah, dengan segera bibit penyakit akan menyerang. Berbagai bibit penyakit tersebut dapat melayang di udara, larut dalam air, menempel pada tanah, meja, kursi bahkan buku dan pensil. Bakteri, virus dan organisme sejenisnya adalah contoh bibit penyakit yang dapat menye-rang tubuh.
• Imun
• Imunisasi
• Antigen
• Antibodi
• Vaksin
• Imunisasi
• Antigen
• Antibodi
• Vaksin
Berbagai
organisme dan substansi asing yang masuk ke dalam tu-buh dinamakan antigen.
Antigen meliputi molekul yang dimiliki virus, bakteri, fungi, protozoa, dan
cacing parasit. Apabila antigen tersebut masuk ke dalam tubuh, secara otomatis
tubuh meningkatkan sistem pertahanannya. Peningkatan sistem pertahanan
dilakukan untuk mela-wan serangan-serangan dari organisme dan substansi asing
tersebut.
Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat sejenis protein atau polisakarida. Zat yang demikian dinamakan antibodi. Pada umumnya, antibodi terletak dan melekat pada permukaan sel. Namun, apabila tidak melekat, antibodi berada dalam darah dan dalam sekresi jaringan eksokrin. Awalnya, antibodi ditemukan pada serum darah, yakni cairan darah yang dipisahkan dari sel-selnya. Oleh karena itu, banyak penyakit yang dapat didiagnosis dengan keberadaan antibodi khusus dalam serum. Ilmu yang mempelajari cara seperti ini dinamakan serologiyang merupakan cabang immunologi
Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat sejenis protein atau polisakarida. Zat yang demikian dinamakan antibodi. Pada umumnya, antibodi terletak dan melekat pada permukaan sel. Namun, apabila tidak melekat, antibodi berada dalam darah dan dalam sekresi jaringan eksokrin. Awalnya, antibodi ditemukan pada serum darah, yakni cairan darah yang dipisahkan dari sel-selnya. Oleh karena itu, banyak penyakit yang dapat didiagnosis dengan keberadaan antibodi khusus dalam serum. Ilmu yang mempelajari cara seperti ini dinamakan serologiyang merupakan cabang immunologi
Struktur
dan Fungsi Antibodi
Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai mikroba, jaringan cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen dapat pula berwujud protein asing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi atau hipersensitivitas.
Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu or-ganisme atau substansi tertentu yang dapat berikatan dengan antibodi.
Bagian tersebut dinamakan epitopatau determinan antigenik. Semua epitop tentu akan berikatan dengan antibodi yang sesuai. Sehingga per-mukaan bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen seluruhnya dapat ditutupi oleh banyak jenis antibodi.
Antibodi merupakan protein terdiri atas satu atau lebih molekul yang berbentuk huruf Y. Empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan sulfida. Dua rantai berat yang identik merupakan batang dan sebagian lengan Y. Sedangkan dua rantai ringan yang identik berada pada bagianlainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah variable (V) rantai berat dan rantai ringan. Dinamakan seperti itu karena pada ba-gian V memiliki urutan asam amino yang bervariasi dari satu antibodi ke antibodi lainnya.
Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai mikroba, jaringan cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen dapat pula berwujud protein asing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi atau hipersensitivitas.
Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu or-ganisme atau substansi tertentu yang dapat berikatan dengan antibodi.
Bagian tersebut dinamakan epitopatau determinan antigenik. Semua epitop tentu akan berikatan dengan antibodi yang sesuai. Sehingga per-mukaan bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen seluruhnya dapat ditutupi oleh banyak jenis antibodi.
Antibodi merupakan protein terdiri atas satu atau lebih molekul yang berbentuk huruf Y. Empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan sulfida. Dua rantai berat yang identik merupakan batang dan sebagian lengan Y. Sedangkan dua rantai ringan yang identik berada pada bagianlainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah variable (V) rantai berat dan rantai ringan. Dinamakan seperti itu karena pada ba-gian V memiliki urutan asam amino yang bervariasi dari satu antibodi ke antibodi lainnya.
Umumnya
antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi
globulin serum. Fraksi-fraksi globulin serum ini dinamakan imunoglobulin atau disingkat Ig. Imunoglobulin ini ber-manfaat
apabila di dalam tubuh terjadi reaksi imun. Manusia memiliki beberapa tipe
imunoglobulin dengan berbagai struktur. Adapun tipe-tipe imunoglobulin tersebut
meliputi imunoglobin M (IgM), imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin A (IgA), imunoglobulin D (IgD),
dan imunoglobulin E (IgE).
Pembentukan
Antigen dan Antibodi
Di dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel limfo sit, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T. Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh. Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai hubungan spesifik yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke dalam tubuh. Saat itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi karakteristik dan jenis antigen. Ke-mudian sel limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat antigen tersebut melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T membelah dan membentuk klon. Sementara pada permu-kaan membrannya menghasilkan immunoglobu-lin monomerik.
Berikutnya, molekul antigen dan molekul an-tibodi saling berikat an dan ikatan kedua molekul ini ditempatkan pada makrofaga. Secara beruru-tan, makrofaga menghadirkan antigen pada sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga mampu membentuk antibodi.
Di dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel limfo sit, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T. Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh. Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai hubungan spesifik yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke dalam tubuh. Saat itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi karakteristik dan jenis antigen. Ke-mudian sel limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat antigen tersebut melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T membelah dan membentuk klon. Sementara pada permu-kaan membrannya menghasilkan immunoglobu-lin monomerik.
Berikutnya, molekul antigen dan molekul an-tibodi saling berikat an dan ikatan kedua molekul ini ditempatkan pada makrofaga. Secara beruru-tan, makrofaga menghadirkan antigen pada sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga mampu membentuk antibodi.
Sementara
itu, pembuangan antigen setelah diikat antibodi dapat menggunakan berbagai
cara, yakni netralisasi, aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen.
Perhatikan Gambar 11.6. Netralisasimerupakan cara yang digunakan antibodi untuk
berikatan dengan antigensupaya aktivitasnya terhambat. Sebagai contoh, antibodi
melekat pada molekul yang akan digunakan virus untuk menginfeksi inangnya. Pada
proses ini, antibodi dan antigen dapat mengalami proses opsonisasi, yakni
proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh makrofaga melalui
fagositosis.
Cara
pelenyapan antigen berikutnya adalah aglutinasi. Aglutinasi atau penggumpalan
merupakan proses pengikatan antibodi terhadap bakteri atau virus sehingga mudah
dinetralkan dan diopsonisasi. Misalnya, IgG yang berikatan dengan dua sel
bakteri atau virus secara bersama-sama. Mekanisme yang sama juga terjadi pada
cara berikutnya yakni presi pitasi. Presipitasi atau pengendapan merupakan
pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh.
Setelah di-endapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan dibuang melalui
fagositosis.
Selain berbagai cara tersebut, pembuangan antigen dapat melalui fiksasi komplemen. Fiksasi komplemen merupakan pengaktifan rentetan molekul protein komplemen karena adanya infeksi. Prosesnya menyebabkan virus dan sel-sel patogen yang menginfeksi bagian tubuh menjadi lisis
Selain berbagai cara tersebut, pembuangan antigen dapat melalui fiksasi komplemen. Fiksasi komplemen merupakan pengaktifan rentetan molekul protein komplemen karena adanya infeksi. Prosesnya menyebabkan virus dan sel-sel patogen yang menginfeksi bagian tubuh menjadi lisis
Mekanisme
Pertahanan Tubuh
Adanya
sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit.
Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahan-an tubuh membunuh semua bibit
penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam.
Berikut kita bahas ragam mekanisme sistem pertahanan tubuh pada manusia.
1. Ragam Mekanisme Pertahanan Tubuh
1. Ragam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Di dalam
tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari
berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme
pertahanan tersebut dapat dilaku-kan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan
kekebalan pasif.
a. Kekebalan Aktif
a. Kekebalan Aktif
Kekebalan
aktifmerupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh
membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami
ataupun buatan.Kekebalan aktif alami(natural immunity) adalah kekebalan tu-buh
yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit.
Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak,
dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya.
Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen
yang menyerang. Akibat-nya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen
tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buat an. Kekebalan aktif buatan(induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Se-mentaravaksinialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang de ngan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yng dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang mela-wan antigen penyakit TBC.
Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buat an. Kekebalan aktif buatan(induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Se-mentaravaksinialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang de ngan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yng dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang mela-wan antigen penyakit TBC.
Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun
b.
Kekebalan Pasif
Kekebalan pasifmerupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya
saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan.Kekebalan pasif alamiadalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kan-dungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses menyusui.
Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang di-peroleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Seba-gai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun).
Sistem pertahanan tubuh ibarat benteng yang melindungi tubuh dari serangan berbagai macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan tubuh justru menyerang dan merusak tubuh itu sendiri. Keadaan semacam ini disebut dengan autoimun. Menurut beberapa penelitian, penyakit autoimun lebih banyak menyerang wanita daripada pria, khususnya wanita usia produktif.
Penyakit ini tidak menular, namun memiliki kecenderungan bersifat menurun. Seseorang dikatakan menderita autoimun apabila sistem pertahanan tubuhnya mengalami kesalahan. Kesalahan ini ditandai dengan penyerangan antibodi hasil sintesis tubuh terhadap sel, jaring-an dan organ di dalam tubuh yang sama. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh mengalami peradangan.Autoimun pada manusia kebanyakan menyebabkan timbulnya penyakit. Hasil publikasi dari Lembaga Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional (NIAID) Amerika Serikat, menyatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh autoimun menyerang tubuh dengan cara berlainan.
Misalnya, apabila autoimun terjadi di otak, maka akan menyebabkan penyakit multiple sclerosis. Kemudian, apabila autoimun terjadi di usus dapat menyebabkan penyakit crohn. Beberapa jenis penyakit autoimun semakin parah apabila mengalami infeksi oleh virus, paparan sinar matahari, faktor usia, stres kronis, gangguan hormon, dan kehamilan
Kekebalan pasifmerupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya
saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan.Kekebalan pasif alamiadalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kan-dungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses menyusui.
Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang di-peroleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Seba-gai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun).
Sistem pertahanan tubuh ibarat benteng yang melindungi tubuh dari serangan berbagai macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan tubuh justru menyerang dan merusak tubuh itu sendiri. Keadaan semacam ini disebut dengan autoimun. Menurut beberapa penelitian, penyakit autoimun lebih banyak menyerang wanita daripada pria, khususnya wanita usia produktif.
Penyakit ini tidak menular, namun memiliki kecenderungan bersifat menurun. Seseorang dikatakan menderita autoimun apabila sistem pertahanan tubuhnya mengalami kesalahan. Kesalahan ini ditandai dengan penyerangan antibodi hasil sintesis tubuh terhadap sel, jaring-an dan organ di dalam tubuh yang sama. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh mengalami peradangan.Autoimun pada manusia kebanyakan menyebabkan timbulnya penyakit. Hasil publikasi dari Lembaga Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional (NIAID) Amerika Serikat, menyatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh autoimun menyerang tubuh dengan cara berlainan.
Misalnya, apabila autoimun terjadi di otak, maka akan menyebabkan penyakit multiple sclerosis. Kemudian, apabila autoimun terjadi di usus dapat menyebabkan penyakit crohn. Beberapa jenis penyakit autoimun semakin parah apabila mengalami infeksi oleh virus, paparan sinar matahari, faktor usia, stres kronis, gangguan hormon, dan kehamilan
Antibodi adalah molekul protein besar berbentuk Y yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan menetralisir benda asing dan patogen, seperti bakteri, virus, jamur, parasit, dan racun. Juga dikenal sebagai immunoglobulin, antibodi yang diproduksi oleh sel-sel darah putih yang disebut limfosit B, atau sel B.
Selama
tahap prenatal dan neonatal, antibodi ini diberikan kepada janin atau bayi
melalui imunisasi pasif oleh sang ibu. Kemampuan pada sistem kekebalan tubuh
bayi untuk secara mandiri mengembangkan antibodi ini kemudian berkembang selama
satu atau dua tahun pertama kehidupan.
Diperkirakan
bahwa manusia mampu menghasilkan sekitar 10 miliar jenis antibodi,
utamanya dengan memvariasikan komposisi asam amino dari molekul protein. Setiap
jenis antibodi mempertahankan tubuh melawan jenis spesifik dari antigen tertentu.
Meskipun
antibodi kebanyakan dibuat sebagai respons terhadap antigen tertentu, sistem
kekebalan tubuh juga memproduksi "antibodi alami" yang belum aktif,
dalam artian belum menanggapi paparan antigen, imunisasi, atau vaksinasi.
Antibodi alami ini beredar melalui darah dan bereaksi terutama terhadap
karbohidrat yang ditemukan pada permukaan bakteri, dan merupakan awal dari
respon imun tanpa harus mengaktifkan sistem imun adaptif.
Bagaimana
Antibodi bekerja?
Antibodi
berfungsi dalam tiga cara yang berbeda. Mereka mengikat secara langsung
antigen, dan secara efektif melapisi permukaan mikroorganisme tersebut, untuk
mencegah patogen memasuki atau merusak sel-sel tubuh yang sehat. Antibodi juga
dapat merangsang bagian lain dari sistem kekebalan tubuh (misalnya protein
pelengkap) untuk menghancurkan patogen. Dan, antibodi dapat menandai patogen
melalui proses yang disebut opsonisasi sehingga patogen dapat diidentifikasi
dan dinetralkan oleh sel-sel kekebalan lainnya.
Opsonisasi
Cara
utama menghancurkan pathogen yang menyerang tubuh adalah melaluifagositosis.
Dalam proses ini, sel-sel darah putih seperti makrofag, neutrofil, dan sel
dendritik menghancurkan mikro-organisme penyerang dengan mengepung , lalu
menarik mereka di dalam membrannya, dan kemudian menetralkan mereka dengan
enzim. Secara harfiah sel darah putih "memakan" mikroorganisme
tersebut.
Yang
menjadi masalah adalah bahwa membran fagosit dan sel mikroorganisme penyerang
keduanya membawa muatan negatif, sehingga keduanya secara alami menolak satu
sama lain. Antibodi mengatasi masalah tersebut dengan menempelkan
("mengikat") dirinya ke antigen dengan salah satu situs pengikatan
antigen, dan menghubungkan ke fagosit dengan "ekornya," atau wilayah
Fc. Hal ini berfungsi untuk menetralkan muatan dan membawa antigen dan fagosit
ke dalam jarak yang berdekatan. Antibodi juga dapat mengaktifkan fagosit,
sehingga ia jauh lebih lapar dan efektif.
Macam-macam
antibodi
Ada lima
kelas (isotope) dari antibody, yaitu IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM. Setiap
isotipe secara unik cocok untuk bertahan melawan berbagai jenis penyerang.
Wilayah konstan dari antibodi menentukan kelas dan fungsinya.
Imunoglobulin
alpha (IgA) ini ditemukan di daerah mukosa tubuh termasuk pencernaan,
pernafasan, dan saluran reproduksi. IgA juga terdapat dalam air liur, air mata,
dan air susu ibu, di mana fungsinya adalah untuk melapisi mukosa usus bayi
untuk melindunginya dari patogen.
Imunoglobulin
delta (IgD) muncul dalam jumlah yang sangat kecil di dalam darah, tetapi
terutama ditemukan sebagai reseptor pada sel-B yang belum ditemui antigen, di
mana fungsinya adalah untuk mengaktifkan sel-B.
Imunoglobulin
epsilon (IgE) ini terlibat dalam mempertahankan tubuh terhadap parasit dan
alergen. Konsekuensinya, ia sering ditemukan menempel pada sel mast dan
basofil, eosinofil meskipun, monosit, makrofag, dan platelet darah juga
memiliki reseptor IgE.
Imunoglobulin
gamma (IgG) merupakan 75% dari antibodi yang ditemukan dalam darah. IgG
dapat berikatan dengan berbagai jenis patogen, termasuk bakteri, virus dan
jamur. IgG adalah satu- satunya antibodi yang dapat melewati plasenta dari ibu
ke janin, yang memberikan perlindungan kandungan.
Imunoglobulin
mu (IgM) membantu protein pelengkap untuk menyerang mikroorganisme dengan
menyediakan sebuah jembatan dimana protein dapat melekatkan diri pada penyerbu.
Antigen adalah
molekul asing yang memicu produksi antibodi oleh sistem kekebalan tubuh (antibody
generator).
Alergen merupakan
antigen yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
Ketika
antibodi merangsang sel kekebalan untuk menjadi pembunuh yang lebih efektif,
proses ini disebut antibody-dependent cellular cytotoxicity (ADCC).
Sel
T-pembantu (Th) adalah sel darah putih yang mengaktifkan dan memediasi
kegiatan sel sistem kekebalan tubuh lainnya.
Awalnya,
sel B mengekspresikan hanya antibodi IgD dan IgM. Kelas ini ditentukan oleh
daerah konstan (Fc) dari rantai berat. Ketika sel B matang, ia dapat beralih ke
salah satu kelas dari antibodi lainnya (IgA, IgE, atau IgG) dengan mengganti
daerah ekor antibodi. Jenis switching (perpindahan) kelas terjadi
sebagai tanggapan terhadap pembawa pesan kimia (sitokin), dimana sel B bertemu
dalam lingkungannya.
Somatic
hypermutation
Selain
mengubah daerah Fc melalui proses perpindahan (switching) kelas, sel B juga
dapat mengubah bagian pengikatan antigen (Fab) dari reseptornya melalui proses
yang disebut Somatic hypermutation. Proses ini pada dasarnya merangsang sel B
untuk memiliki afinitas yang lebih tinggi untuk mengikat antigen serumpunnya.
Somatic hypermutation terjadi sebagai respons terhadap sitokin yang
dipresentasikan oleh sel T-pembantu (Th).
Autoantibodi
Kadang-kadang,
sistem kekebalan tubuh secara keliru mengenali jaringan tubuh sendiri yang
sehat sebagai zat berbahaya dan menghasilkan antibodi sebagai respon. Antibodi
ini, yang dikenal sebagai autoantibodi, telah terlibat dalam sejumlah gangguan
autoimun termasuk lupus eritematosus, penyakit Grave, dan tiroiditis
Hashimoto, serta penyakit lainnya.
DIPOSKAN
OLEH ADMIN RABU, 19 AGUSTUS 2009 23.36
PENGERTIAN
ANTIBODI
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh antigen. Berat molekul antibodi berkisar 150000 Da sampai dengan 950000 Da yang tergantung pada kelasnya.
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh antigen. Berat molekul antibodi berkisar 150000 Da sampai dengan 950000 Da yang tergantung pada kelasnya.
Antibodi
merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel
asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,
sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan
musuh-musuh penyerbu. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan
diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan
struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.
Berada
dalam aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi mengikatkan diri kepada
bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka menandai molekul-molekul asing
tempat mereka mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat
membedakan sekaligus melumpuhkannya,
Tubuh
manusia mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap
musuh yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur
setiap musuh, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk
menghadapi si musuh (antigen).
SIFAT
ANTIBODI
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan pantas dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen).
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan pantas dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen).
Hal ini
seperti membuat masing-masing kunci untuk jutaan lubang kunci. Perlu diingat,
dalam hal ini si pembuat kunci harus mengerjakannya tanpa mengukur kunci atau
menggunakan cetakan apa pun. Dia mengetahui polanya berdasarkan perasaan.
sulit
bagi seseorang untuk mengingat pola kunci, walau cuma satu, Akan tetapi, satu
sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat oleh mata, menyimpan jutaan bit
informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam kombinasi yang
tepat. Tersimpannya jutaan formula dalam suatu sel yang sangat kecil merupakan
keajaiban yang diberikan kepada manusia. Yang tak kurang menakjubkan adalah
bahwa kenyataannya sel-sel menggunakan informasi ini untuk melindungi kesehatan
manusia.
PROSES
PEMBENTUKAN ANTIBODI
Antibodi
disebut juga immunoglobulin diaalah glikoprotein plasma yang bersirkulasi dan
dapat berinteraksi secara spesifik dengan determinan antigen yang merangsang
pembentukan antibodi, antibodi disekresikan oleh sel plasma yang terbentuk melalui
polimerisasi dan diferensiasi limfosit B
Proses
pembentukan antibody terbagi dua:
1. Antibodi
terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi tersebut
diwariskan dari ibu ke janinnya melalui inntraplasenta. Antibody yang
dihasilkan pada bayi yang baru lahir titier masih sangat rendah, dan nanti
antibody tersebut berkembang seiring perkembangan seseorang.
2. Pembentukan
antibody karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan reaksi imunitas,
dimana prosesnya adalah:
Misalnya
bakteri salmonella. Saat antigen (bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh,
maka tubuh akan meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing. karena
bakteri ini sifatnya interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan
dalam makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksinsebagai pertahanan
tubuh. Oleh karena itu makrofag juga memproduksi APC yang berfungsi
mempresentasikan antigen terhadap limfosit.agar respon imun berlangsung dengan
baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T
STRUKTUR
ANTIBODI
Sebelumnya
telah dikatakan bahwa antibodi termasuk protein. Jadi, pertama-tama mari kita
pelajari struktur protein tersebut.
Semua
molekul antibodi terdiri dari dua untaian peptida pendek yang sama dikenal
dengan light chain, sedang yang terdiri dari untaian peptida yang panjang
disebut heavy chains. Keduannya terjadi ikatan kovalen bersama yang disebut
ikatan disulfide. Sedang berat molekulnya berkisar 150000 Da sampai dengan
950000 Da yang tergantung pada kelasnya.
Struktur
immunoglobulin terdiri dari fragmen ab (fab) dan fragmen c (fc) kedua rangkaian
ini dirangkai olehuntaian dua sulfide(s-s). Bagian yang terdiri dari asam amino
yang berfugsi untuk mengikat antigen di kenal dengan side binding antigen,
sedangkan fc terdiri dari karbohidrat yang berkaitan dengan komplemen.
Rantai
berat itu spesifik bagi setiap kelas immunoglobulin mengandung ringkasan asam
amino unik yang menspesifikasikan tipenya. Ada 5 tipe rantai berat: diberi nama
dengan huruf yunani γ(gamma) α(alfa) µ(my) δ(delta) ε(epsilon) jadi
masing-masing kelas immunoglobulin itu disebut IgG,IgA,IgD,IgM,IgE. Semua
individu normal memiliki kesemua jenis immunoglobulin itu dengan jumlah yang
beragam
Rantai
ringan terdiri dari 2 tipe utama yaitu k(kapra) dan Lamda, kedua tipe ini ada
pada tiap antibody. Pada tiap molekul immunoglobulin, kedua rantai ringannya
selalu bertipe sama , demikian pula tiap rantai hanya memiliki satu tipe rantai
berat. Bagian ujung dari baik rantai berat maupun ringan (pada status
peningkatan antigen) setiap unit monomerik amat beragam, sedangkan yang lainnya
bersifat konstan dalam hal struktur asam aminonya. Jadi rangkaian asam mino
pada daerah yang kostan menentukan kelas atau peranan biologis suatu
immunoglobulin, dan yang ada pada daerahyang beragam menentukan spesifitssnya
(kekhususannya)
KLASIFIKASI ANTIBODI
Sebelumnya telah kita sebutkan bahwa antibodi adalah sejenis protein. Protein-protein yang berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan ini dinamakan "imuno globulin", disingkat "Ig".
Protein
paling khas pada sistem pertahanan, molekul imuno globulin mengikatkan diri
pada antigen untuk menginformasikan kepada sel-sel kekebalan lainnya tentang
keberadaan antigen tersebut atau untuk memulai reaksi berantai perang
penghancuran.
IgG
(Imuno globulin G): IgG merupakan antibodi yang paling umum. Dihasilkan hanya
dalam waktu beberapa hari, ia memiliki masa hidup berkisar antara beberapa
minggu sampai beberapa tahun. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada
darah, sistem getah bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung
menuju musuh dan menghambatnya begitu terdeteksi. Mereka mempunyai efek kuat
anti-bakteri dan penghancur antigen. Mereka melindungi tubuh terhadap bakteri
dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung dalam racun.
Selain
itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta musuh
mikroorganis yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuannya serta
ukurannya yang kecil, mereka dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan
melindungi janin dari kemungkinan infeksi.
Jika
antibodi tidak diciptakan dengan karakteristik yang memungkinkan mereka untuk
masuk ke dalam plasenta, maka janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan
mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karena itu, antibodi
sang ibu akan melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir.
IgA
(Imuno globulin A): Antibodi ini terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan
antigen seperti air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir,
getah lambung, dan sekresi usus. Kepekaan daerah tersebut
berhubungan
langsung dengan kecenderungan bakteri dan virus yang lebih menyukai media
lembap seperti itu.
Secara
struktur, IgA mirip satu sama lain. Mereka mendiami bagian tubuh yang paling
mungkin dimasuki mikroba. Mereka menjaga daerah itu dalam pengawasannya
layaknya tentara andal yang ditempatkan untuk melindungi daerah kritis.
Antibodi
ini melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat dalam kandungan. Setelah
kelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan tetap
melindunginya. Setiap bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan ibunya,
karena IgA tidak terdapat dalam organisme bayi yang baru lahir. Selama periode
ini, IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi
terhadap mikroba. Seperti IgG, jenis antibodi ini juga akan hilang setelah
mereka melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumur beberapa
minggu.
IgM
(Imuno globulin M): Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan
pada permukaan sel B. Pada saat organisme tubuh manusia bertemu dengan antigen,
IgM merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan
musuh. Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam
bulan. Jika musuh menyerang janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi
IgM janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau
tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.
IgD
(Imuno globulin D): IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada
permukaan sel B. Mereka tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap
antigen.
IgE
(Imuno globulin E): IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran
darah. Antibodi ini bertanggung jawab untuk memanggil para prajurit tempur dan
sel darah lainnya untuk berperang. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi
alergi pada tubuh. Karena itu, kadar IgE tinggi pada tubuh orang yang sedang
mengalami alergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar